Monday, July 2, 2007

Harba PII (8)

"Negara Gagal, Masyarakat Harus Bangkit "
Suara Merdeka

SEMARANG- Masyarakat Indonesia harus bangkit menolong diri sendiri. Negara tidak lagi bisa diharapkan untuk menyejahterakan rakyatnya, karena beban yang terlalu besar.

''Negara kita makin lumpuh akibat terlalu banyak beban. Tanpa formula penyelesaian yang tepat, dalam beberapa tahun ke depan kita akan kolaps. Indonesia akan terhindar dari kehancuran kalau masyarakat mampu bangkit untuk menolong diri sendiri,'' kata pakar pemerintahan Prof Dr M Ryaas Rasyid MA di Semarang, Sabtu (3/2) malam.

Dia berbicara selaku ketua umum Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (Perhimpunan KB PII) Pusat di depan peserta Muswil III Perhimpunan KB PII Jateng di Hotel New Metro. Dikatakan, beban negara di saat krisis sekarang menjadi terlalu besar karena selama ini sektor negara terlalu dominan.

''Semua tergantung pada negara, masyarakat tidak punya inisiatif, sehingga negara makin lumpuh ketika banyak masalah yang harus diselesaikan,'' kata mantan Menteri Negara Otonomi Daerah itu.

Ketua Asosiasi Ilmu Pemerintahan Indonesia (AIPI) itu menyebutkan ciri-ciri negara yang mendekati kegagalan.

Yaitu kekayaan sumber daya (resources) yang tidak terkelola dengan baik, program-program pemerintah yang salah sasaran, dan birokrasi yang terlalu gemuk sehingga tidak lincah bergerak untuk mengatasi masalah.

Problem terbesar Indonesia dalam jangka pendek, lanjutnya, adalah besarnya jumlah rakyat miskin yang mencapai 100,6 juta jiwa atau hampir separo dari jumlah penduduk.

Lalu, jumlah penganggur mencapai 20 juta. Sementara kebijakan negara bergerak seperti tanpa arah, investasi rendah, dan sektor manufaktur mandek.

Beban negara menjadi semakin berat dengan fakta tingkat pendidikan sebagian besar penduduk Indonesia (60 persen) yang hanya tamat SD.

Akibatnya Indonesia sudah mulai tertinggal dengan Malaysia dan Filipina.

Untuk mengatasinya, katanya, selain diperlukan formula solusi yang tepat dan ''revolusi'' di bidang pendidikan, masyarakat juga harus mampu memobilisasikan dirinya agar bangkit.

Hasil Muswil

Ia meminta para anggota ormas yang dipimpinnya ikut mendorong kebangkitan masyarakat dan tetap mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah.

Muswil yang sekaligus reuni para mantan aktivis PII itu berlangsung dua hari, 3-4 Februari. Pada sidang pemilihan Minggu pagi kemarin, para utusan pengurus cabang se-Jateng secara aklamasi memilih H Ahmad Zaini Bisri SE sebagai ketua umum/ketua formatur Pengurus Wilayah Perhimpunan KB PII Jateng periode 2007-2010.

Wartawan Suara Merdeka itu menggantikan ketua lama Drs H Achmadi yang menolak untuk dicalonkan kembali.

Dalam tahap pencalonan sebenarnya muncul dua nama kandidat. Calon lain adalah Drs H Ahmad Fadlil Sumadi SH MHum. Namun pejabat di Mahkamah Konstitusi (MK) ini selain tidak berdomisili di Semarang, juga hanya diusulkan oleh satu cabang sehingga dinyatakan gugur.

Dalam pidatonya, Zaini Bisri mengajak jajaran KB PII Jateng agar berperan sebagai perekat umat Islam. Para eks aktivis PII, katanya, harus berdiri di tengah dan bergerak netral di antara kelompok-kelompok umat Islam. (H7,A11-60)

No comments:

 
@Copyright © 2007 `Anu Sok Ngoprek` PKPII Design by Boelldzh
sported by PKPII (Paguyuban Kader Pelajar Islam Indonesia) Bandung Raya
email; ekspiibdg[ET]gmail[DOT]com