Monday, July 2, 2007

PII

Miftah, ”PII tidak Buka Mulut”
Pikiran Rakyat

BANDUNG, (PR).-Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB PII) Jabar sebaiknya tetap konsisten melakukan dakwah amar makruf nahi mungkar di segala bidang. Karena dakwah amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban bagi setiap Muslim dan sekarang ini ada kecenderungan sebagian Muslim tidak melaksanakannya secara baik.

Demikian dikemukakan penasihat PKB PII Jabar Dr. K.H. Miftah Faridl dalam acara silaturahmi Idulfitri PKB PII Jabar, di Masjid Al Ihsan Darul Hikam, Jln. Ir. H. Juanda Bandung, Sabtu (28/12).


K.H. Miftah Faridl mengatakan sejak didirikannya pada 48 tahun silam, para aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) dikenal militan dalam menegakkan amar makruf nahi mungkar, baik ketika menghadapi rezim Orde Lama maupun Orde Baru. Tatkala Orde Lama, PII menjadi bulan-bulanan Partai Komunis Indonesia (PKI). Di kala masa Orde Baru, PII dibubarkan karena menolak asas tunggal Pancasila.

"Tetapi, anehnya pada zaman reformasi, ketika orang lain mulai berani buka mulut, ternyata PII tidak buka mulut," ujar K.H. Miftah Faridl.

Dikemukakannya, bila upaya amar makruf nahi mungkar sudah berakhir atau dianggap tidak layak dilakukan, itu bermakna dunia sudah berakhir. Maksudnya, dunia ini sudah kiamat, sedangkan kemungkaran akan ada sepanjang kehidupan jagat raya ini.

Seraya mengutip firman Allah SWT dan sabda Rasulullaah SAW, K.H. Miftah Faridl mengatakan umat Islam itu akan mendapat status khairu ummah atau umat terbaik apabila mampu memelihara budaya amar makruf nahi mungkar. Demikian halnya sabda Rasulullah menyatakan manusia terbaik di mata Allah adalah manusia yang paling banyak melakukan silaturahmi dan manusia yang istiqomah dalam menegakkan amar makruf nahi mungkar.

Pada bagian akhir ceramah tausiah-nya, K.H. Miftah Faridl mengatakan dalam alam reformasi sekarang ini, kondisi belum berubah ke arah yang lebih baik. Bahkan, dalam beberapa sektor kehidupan, kondisi lebih buruk dibandingkan pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Oleh karena itu, sebagai Muslim yang pernah terlatih dalam organisasi dan budaya militan PII, hendaknya tidak pernah surut dalam perjuangan menegakkan amar makruf nahi mungkar sesuai posisi dan kapasitas masing-masing.

Mediator-katalisator

Sementara itu, salah seorang pengurus PKB PII Jabar Ir. H.D. Sodik Mudjahid, M.Sc., mengatakan PKB PII Jabar hendaknya segera menetapkan fokus garapannya serta perannya secara baik. Untuk itulah PKB PII Jabar perlu menjadi mediator dan katalisator berbagai kekuatan, terutama di bidang politik. Karena, hal itu didasarkan pada kenyataan banyaknya sebaran aktivis PII yang kini menjadi tokoh dan kader di berbagai parpol.

"Dengan begitu, diharapkan keberadaan mereka di parpol dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi umat dan bangsa Indonesia demi izzul Islam wal Muslimin," tuturnya.

Selain itu, PKB PII Jabar perlu tetap bersikap konsisten melaksanakan pendidikan dan pengkaderan dalam meningkatkan mutu SDM, caranya ialah melalui berbagai bidang dan bentuk kegiatan. Hal ini didasarkan atas pertimbangan historis misi awal PII serta faktor strategis bidang sumber daya manusia (SDM), seperti banyaknya kader PII yang mengelola lembaga pendidikan.

"PKB PII Jabar perlu membentuk semacam komite penegak amar makruf nahi mungkar yang melakukan pemantauan dan aksi pencegahan tindakan mungkar baik yang terjadi di eksekutif, legislatif maupun di tengah masyarakat," tutur Sodik Mudjahid. (A-44)**

No comments:

 
@Copyright © 2007 `Anu Sok Ngoprek` PKPII Design by Boelldzh
sported by PKPII (Paguyuban Kader Pelajar Islam Indonesia) Bandung Raya
email; ekspiibdg[ET]gmail[DOT]com