Monday, April 23, 2007

Pendidikan Alternatif

Pendidikan Religius
Oleh : Hakey*


Saya merasa sedikit tercengang sekaligus ta’jub ketika seorang teman menyuruh kepada saya untuk sekedar membaca sebuah kolom kesehatan yang ada di Gatra edisi pertengahan ramadhan yang lalu. Seorang dosen dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negri (atau biasa disebut dengan IAIN) Sunan Ampel, yang beliau juga adalah seorang dokter lulusan FK UNAIR.

Melakukan sebuah riset kepada 41 siswa sekolah menengah di sebuah lembaga pendidikan yang terletak di kota Surabaya. Ke 41 siswa tadi diminta oleh sang dokter untuk menjalani shalat tahajjud setiap malamnya selama sebulan. Dari 41 siswa yang di minta tadi hanya ada 23 siswa yang bisa bertahan untuk menjalani rutinitas ritual shalat malam tersebut. Ke 23 siswa yang masih tetap bisa konsis untuk menjalankan tahajjudnya dengan ikhlas tersebut dianjurkan untuk kembali shalat tahajjud setiap malamnya pada bulan berikutnya untuk diadakan test tahap kedua. Yang dapat berhasil lolos test pada tahap kedua sebanyak 19 siswa.

Setelah para siswa melakukan ibadah shalat tahajjud, sang dokter kemudian memeriksa sample darah yang ada dalam tubuh para siswa . Salah satu yang menjadi objek observasi sang dokter adalah hormon kortisol. Hormon ini berkaitan dengan stress yang melanda manusia. Apa hasilnya? ternyata siswa yang telah melakukan shalat tahajjud mengalami penurunan hormon kortisol, baik yang melaksanakan tahajjud di bulan pertama apalagi mereka yang melaksanakan sesuai anjuran sang dokter selama dua bulan berturut-turut.

Tentunya grafitasi penurunannya juga berbeda. “Ini berarti tahajjud menurunkan tingkat stress yang melanda manusia” demikian paparan sang dokter. Subhanallah, sunnah rasul yang agung itu ternyata begitu dalam hikmahnya. Sebagaian manusia yang kurang peka serta tersirami oleh nilai-nilai spiritual islam mungkin menganggap bahwa bangun untuk berwudhu dan shalat di akhir malam hanyalah sebuah pekerjaan yang melelahkan serta mengganggu kenyamanan tidur saja. Tapi itulah islam,sebuah risalah suci yang benar-benar mengatur serta membawa manusia kepada sebuah tatanan yang benar-benar manusiawi. Ketika manusia di abad yang serba modern dan canggih ini sibuk mencari solusi untuk hanya menghilangkan rasa jenuh dan stress akibat kesibukan mereka setiap harinya,dengan rekreasilah, berpetualanglah, memancinglah, mendengarkan musiklah, main gamelah, atau kegiatan-kegiatan yang lain. Maka islam telah memberikan solusi itu sejak 14 abad yang lalu.

Coba sejenak kita menulusuri kehidupan bapak reformis dunia, Muhammad SAW.kejujuran, kebijaksanaan, budi pekerti, kehalusan tutur kata, perangai baiknya tidaklah ada yang meragukannya. Bahkan dalam buku yang versi bahasa indonesianya adalah “Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah” ditulis oleh Michael H. Hart (seorang non muslim) mencantumkan nama Muhammad SAW sebagai orang pertama yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia, bukan Isaac Newton ataupun Isa yang di percaya oleh kaum Nasrani sebagai anak Tuhan dan dia juga adalah Tuhan bagi mereka.

Padahal secara populasi, ummat kristiani di seluruh dunia ini lebih banyak jumlahnya di bandingkan ummat Muhammad SAW. Tapi itulah fakta yang ada. Keberhasilan nabi akhir zaman itu tentulah tidak bisa lepas dari sebuah “pendidikan rabbani” yang beliau terima lewat perantara malaikat Jibril alaihissalam. Sebuah lembaga pendidikan yang di bimbing langsung oleh Dzat Maha Agung. Sang pemilik kerajaan bumi dan langit serta segala yang ada di dalamnya. Apakah beliau orang yang kerjanya cuman nganggur-nganggur aja, tidak sesibuk para pengusaha profesional yang ada di zaman kita sekarang? tentulah tidak, beliau adalah seorang yang memenangkan perang badar, beliau juga seorang yang melakukan “fathu makkah”, beliau jugalah sang “founding father” negara Madinah yang ada pada waktu itu. Pada masa remaja beliau juga seorang pengembala biri-biri yang sangat cekatan, seorang pedagang yang amatlah profesional. Pada awal-awal karirnya meniti jalan kenabian juga beliau tidak luput dari caci-maki serta sumpah-serakah yang di gembar-gemborkan oleh para pemuka suku bangsa Quraisy yang amatlah membenci risalah kenabiannya. Dituduh sebagai seorang penipu, diklaim sebagai orang gila, serta banyak ejek-ejekan yang cukup memerahkan telinga yang beliau terima. Apakah beliau mengalami stress seperti para pengusaha yang tutup modal dikarenakan perusahaan yang di kelolahnya bangkrut?

Islam mengajarkan kepada seluruh ummatnya untuk tetap menyeimbangkan dua sisi kehidupan yang berbeda, sebuah keseimbangan yang sangatlah harmonis. Memerintahkan kepada kita untuk mencari apa yang ada di dunia seakan-akan kita akan hidup untuk selamanya (tentunya dengan cara yang telah diajarkan), tak lupa pula memerintahkan kepada kita untuk selalu memompa semangat ruhani, mencari bekal-bekal amal dengan ibadah dan bertafakkur kehariba’an ilahi rabbi, seakan-akan ajal akan menjemput kita esok hari. Dari itu dapat di ambil kesimpulan bahwa, islam memerintahkan kepada kita untuk selalu mencari kebaikan-kebaikan yang ada di alam raya ini. Belajar, menuntut ilmu, mengerti tentang alam, tentang manusia, serta pelajaran-pelajaran yang bisa di ambil dari jagat raya ini, tentunya dengan memaksimalkan akal pemberian Tuhan. Disisi yang lain islam juga menganjurkan kita untuk selalu menjaga hati, sebuah titik pusat segala aktivitas manusia itu muncul, sebuah organ yang sangat unik, mampu mengangkat derajat anak adam melibihi derajat malaikat, serta sanggup untuk menjerumuskanya pada derajat yang lebih rendah daripada hewan.

Sebuah pendidikan yang luar biasa mulia, akankah kita, orang-orang yang telah mendapatkan nikmat beragama islam akan mencari pendidikan-pendidikan yang lain ? Wallahu a’lam.

*Mahasiswa Al-Azhar

No comments:

 
@Copyright © 2007 `Anu Sok Ngoprek` PKPII Design by Boelldzh
sported by PKPII (Paguyuban Kader Pelajar Islam Indonesia) Bandung Raya
email; ekspiibdg[ET]gmail[DOT]com